Minggu, 26 April 2015

Setia Furqon Kholid Berkata


-
Kadang, masalah sulit dapat jodoh bukan tentang kurang cantik atau tampan, kurang mapan, atau alasan lainnya.
Tapi bisa juga masalah antara hubungan kita dengan Allah, dengan diri, dan juga orang tua.
Maka anjurannya,
Perbaiki hubungan pada Allah dengan memurnikan ketaatan padaNya. Meningkatkan kualitas ibadah hanya untukNya.

Perbaiki hubungan pada diri dengan memperbaiki cara berpikir, merasa dan bergaul.
Perbaiki hubungan pada orang tua dengan meminta maaf dan memohon do'anya restu darinya.
InsyaAllah jalan jodoh makin mudah,
Hubungan dengan sesama semakin indah,
Hidup makin berkah.
Semoga kita bisa mempraktekannya. Aamiin

-
Jodoh itu tak selalu tentang orang yang kau kenal
Bisa jadi tentang orang baru namun jiwamu seperti mengenalnya.
Jodoh itu tak mesti dengan orang yang bertahun-tahun berinteraksi
Bisa jadi dengan orang yang baru saja ditemui namun hatimu mudah merestui.
Jodoh itu tak selalu tentang kesamaan, namun juga tentang perbedaan yang saling menyempurnakan.
Jodoh itu tak melulu bicara tentang kapan dan dengan siapa. Tapi juga tentang kapan dan bagaimana.



PERSIAPAN YANG MAU MEMBANGUN RUMAH TANGGA
Banyak perceraian terjadi di Indonesia, faktor terbesarnya karena setiap pasangan tidak menguasai pola komunikasi yang mesti dilakukan.
Pria dan wanita diciptakan berbeda, baik sifat maupun kecenderungannya.
Masalahnya, belum ada sekolah menjadi seorang suami atau istri yang baik.
Apalagi sekolah menjadi ayah idaman atau ibu istimewa.

Dari beberapa literatur yang saya baca, salah satu perbedaannya:
WANITA BUTUH DIDENGARKAN, BUKAN SOLUSI
Misalnya, seorang suami yang baru pulang dari pekerjaannya mendapati istrinya sedang cemberut,
Suami: "Kenapa cemberut, ada masalah?"
Istri: "Iya, tadi pagi anak susah makan!"
Suami: "Ya udah, nanti besok kasih vitamin aja!"
Istri: "Apalagi dikasih vitamin, makan aja susah. Semakin sini kesabaran mamah semakin diuji!"
Suami: "Sabar aja Mah, hidup ini harus dinikmati, jadi ibadah!"
Istri: "Papah nggak ngerti sih gimana mamah ngerjain semua kerjaan rumah dan didik anak seharian. heuhh..."
Suami: "Mamah ini gimana, ga tau papah ini sedang capek, kerja juga buat siapa lagi?"
..........................................................
Sekali lagi, jika suami paham psikologi wanita, saat ada masalah, wanita nggak butuh solusi.
Wanita hanya butuh didengar, dikasihi, lalu dipeluk.
Tanpa ada sepatah katapun ia akan merasa nyaman.
Lelaki, seringkali merasa ingin jadi pahlawan dengan menyelesaikan semua permasalahan.
Padahal, ada sisi emosional wanita yang ia tidak pahami.
So, kembali lagi, semua masalah KOMUNIKASI.
Seperti Rasulullah, yang memanggil istrinya dengan perkataan sayang, "Ya Khumairah.. (Wanita yang pipinya kemerahan!)"
Subhanallah, nggak tersanjung gimana tuh Sang Istri.
Di lain kesempatan, Nabi pulang kemalaman, karena nggak mau membangunkan sang istri, iapun menggelar sorban dan tidur di serambi rumah. Maha Suci Allah.
Tak berlebihan kiranya hadist Rasul ini,
"Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik kepada istrinya, dan aku adalah yg terbaik diantara kamu kepada istri" (HR Bukhari dan Muslim).
Semoga semua suami dan calon suami bisa menjadi Sosok suami idaman bagi istrinya.
Dan bisa menjadi ayah kebanggaan putra putrinya. Aamiin.



Oleh : Setia Furqon Kholid
( Penulis Buku dan Motivator Indonesia terkenal)
https://www.facebook.com/pages/Setia-Furqon-Kholid/148795011831849?fref=nf

Ustadz Felix Berkata

1. bagi lelaki yang taat Allah, hal terpenting dari calon istri kelak | bahwa calon istrinya haruslah yang taat pada Allah melebihi segala
2. karena lelaki itu tahu bahwa ketaatan Muslimah pada Allah | adalah jaminan ketaatan istrinya itu pada suaminya dalam kehidupan
3. maka wajah, suku, keturunan, bisa dinegosiasikan | tapi tidak ada tawar menawar dalam urusan ketaatan
4. wajar pula bila lelaki taat itu mencari wanita yang menutup aurat | karena itu indikasi yang terlihat, tanda-tanda mudah dalam taat
5. atau seorang suami yang sudah bertambah salih, makin dekat Allah | wajar baginya meminta istrinya agar taat Allah dengan menutup aurat
6. pertama, tanda taatnya pada Allah, ia mengajak keluarganya taat | kedua, lelaki normal enggan aurat istrinya diperhatikan lelaki lain
7. namun bagaimana bila situasinya terbalik? | bila suami yang melarang istri menutup auratnya?
8. bila itu yang terjadi, layani suaminya dengan baik, ambil waktu yang tepat | lalu sampaikan penuh kelembutan padanya..
9. "di hari aku menerima pinanganmu, mungkin aku bukan wanita terbaik, tapi aku berharap jadi yang terbaik bagimu.."
10. "di hari ayahku menyerahkanmu kepadamu, aku berharap engkau membimbingku, menuju kebaikan demi kebaikan, kini dan nanti.."
11. "tapi kini aku belajar banyak, bahwa aku mencintaimu karena aku mencintai Allah, karena Allah mencintai kita.."
12. "maka aku padamu tak berubah sejak itu, kecuali bahwa semua rasa ini kujaminkan pada Allah, yang memiliki hati kita berdua.."
13. "sejak aku mengenal Allah, aku tahu beratnya tugasmu atasku, dan aku tak ingin menambah bebannya lagi dengan maksiat dan dosa.."
14. "dengan nama Allah engkau halalkan seluruh aku, tapi tidak dengan lelaki lain, auratku fitnah bagi mereka, dan mereka fitnah bagiku.."
15. "maka ketauhilah, aurat yang kututupkan ini, untuk mata lelaki lain, bukan bagimu, ketaatan pada Allah juga ketaatan padamu.."
16. "bila engkau khawatir aku tak istiqamah lantas melarangku, maka ketahui bahwa ridha dirimu adalah doa bagiku, penguat taatku.."
17. "Allah ada dalam shalatku, maka aku menutup aurat saat shalat, dan Allah juga melihat selain shalat, maka aku pun menutup auratku.."
18. "bila engkau takut aku berubah karena pakaian ini, maka ketauhilah tak ada yang berubah kecuali kebaikan demi kebaikan.."
19. "berkah Allah bagi yang taat, bertambahnya kebaikan, biarlah keindahanku hanya engkau yang tahu, biarlah aku bagimu saja.."
20. "jangan paksa aku memilih, karena ketaatanku pada Allah pasti kudahulukan, namun kutahu engkaupun tahu, maka bantulah aku dalam taat.."
21. "sejak hari engkau menerima ijab ayahku, engkau surga bagiku, dan engkau neraka bagiku, kawal aku dari neraka, pimpin aku ke surga.."
22. Allah Mahabaik, yang akan memudahkan semua niatan baik | tetap istiqamah dalam berhijab dan ketaatan, walau kadang tak mudah


Ustadz Felix Siauw
https://www.facebook.com/UstadzFelixSiauw?fref=nf 

Dalam Kesendirian

Pernah? bertemu dengan seseorang yang amat bahagia dengan kesendiriannya karena Allah? Ia menikmati kesendiriannya dalam beribu untaian doa tentang cinta, agar suatu hari nanti kesendiriannya akan perlahan mundur karena didatangkan oleh Allah seseorang yang amat ia cintai.
Ia begitu mempercayai hukum-Nya, bahwa : menjalin hubungan yang tidak halal dengan seseorang (tanpa ikatan yang diakui oleh agama bahkan negara) adalah dosa.
Ia paham hukum itu.
Ia percaya.
Dan ia tampak begitu baik ketika 'sendiri'.

Namun entah mengapa.....
Suatu hari imannya berhasil digoyahkan oleh mahluk seburuk-buruknya mahluk (iblis), kepercayaannya akan hukum Allah yang tadi perlahan pudar.
Dan ia mulai bermain cinta.
Cinta yang tidak halal.
Cinta yang bisa menjerumuskan iman.
Ia sudah 'berdua' sekarang, tak lagi 'sendiri'
Saat ini, ia sedang terlena dengan cinta semunya manusia. Ia tak sadar, cinta yang sedang ia jalin saat ini bersama 'seseorangnya' perlahan mengikis cintanya pada Allah yang begitu besar ia berikan dulu, ketika ia sendiri.
Ia lupa bahwa sesungguhnya cinta Allah lebih dahsyat ketimbang cinta siapa pun. Seketika ia bilang, "Walaupun aku mencintainya, aku pun juga mencintai Allah! Cintaku lebih besar untuk-Nya!."
Ketika itu, kembali ia tak sadar bahwa bagaimana bisa satu hati mempunyai dua cinta? sebagaimana ada dua Tuhan dalam satu jiwa?
Ia mengaku mencintai Allah.
Tapi ia tak sadar telah mencemburui Allah.
Ia membagi cinta itu pada seseorang secara (terbuka).
Berkata cinta padanya yang seolah Allah tak mendengarnya.
Berjalan berdua tanpa malu pada Allah.
Tidak akan ada seseorang yang tidak sakit hati dan cemburu jika diduakan.
Begitu pun Allah.
"Seandainya engkau selalu sadar bahwa Allah selalu ada di hatimu, selalu hadir di sisimu, dan selalu mendengar ucapan cintamu pada seseorangmu itu, maka aku yakin engkau tidak akan tega menduakan Allah dengan menjali hubungan yang tidak diakui oleh-Nya."
Pernah bertemu dengan seseorang seperti itu ?
Berubah itu memang harus!
Yaitu berubah dari yang awalnya tidak tau, menjadi tau.
Yang awalnya kurang baik, menjadi baik.
Bukan malah sebaliknya.
Semoga Allah lindungi hati kita, ya.
Semoga Allah lindungi 'seseorang' kita juga.
Berusahalah untuk lindungi hati kita dengan selalu mengingat akan kebesaran cinta-Nya. Dan semoga Allah pertemukan kita padanya yang saat ini juga sedang berusaha melindungi hatinya, demi cinta yang halal.
"Bulan saja butuh waktu supaya ia jadi penuh. Purnama sebutannya. Kamu pun juga! Kamu butuh waktu supaya 'kesendirianmu' jadi 'berdua'. Pasangan namanya."


Salam Sastra,
Ekaa Y. Saleem
(Penulis Novel Hatiku Berhenti di Kamu)
https://www.facebook.com/saleemeka?fref=nf