Minggu, 26 April 2015

Dalam Kesendirian

Pernah? bertemu dengan seseorang yang amat bahagia dengan kesendiriannya karena Allah? Ia menikmati kesendiriannya dalam beribu untaian doa tentang cinta, agar suatu hari nanti kesendiriannya akan perlahan mundur karena didatangkan oleh Allah seseorang yang amat ia cintai.
Ia begitu mempercayai hukum-Nya, bahwa : menjalin hubungan yang tidak halal dengan seseorang (tanpa ikatan yang diakui oleh agama bahkan negara) adalah dosa.
Ia paham hukum itu.
Ia percaya.
Dan ia tampak begitu baik ketika 'sendiri'.

Namun entah mengapa.....
Suatu hari imannya berhasil digoyahkan oleh mahluk seburuk-buruknya mahluk (iblis), kepercayaannya akan hukum Allah yang tadi perlahan pudar.
Dan ia mulai bermain cinta.
Cinta yang tidak halal.
Cinta yang bisa menjerumuskan iman.
Ia sudah 'berdua' sekarang, tak lagi 'sendiri'
Saat ini, ia sedang terlena dengan cinta semunya manusia. Ia tak sadar, cinta yang sedang ia jalin saat ini bersama 'seseorangnya' perlahan mengikis cintanya pada Allah yang begitu besar ia berikan dulu, ketika ia sendiri.
Ia lupa bahwa sesungguhnya cinta Allah lebih dahsyat ketimbang cinta siapa pun. Seketika ia bilang, "Walaupun aku mencintainya, aku pun juga mencintai Allah! Cintaku lebih besar untuk-Nya!."
Ketika itu, kembali ia tak sadar bahwa bagaimana bisa satu hati mempunyai dua cinta? sebagaimana ada dua Tuhan dalam satu jiwa?
Ia mengaku mencintai Allah.
Tapi ia tak sadar telah mencemburui Allah.
Ia membagi cinta itu pada seseorang secara (terbuka).
Berkata cinta padanya yang seolah Allah tak mendengarnya.
Berjalan berdua tanpa malu pada Allah.
Tidak akan ada seseorang yang tidak sakit hati dan cemburu jika diduakan.
Begitu pun Allah.
"Seandainya engkau selalu sadar bahwa Allah selalu ada di hatimu, selalu hadir di sisimu, dan selalu mendengar ucapan cintamu pada seseorangmu itu, maka aku yakin engkau tidak akan tega menduakan Allah dengan menjali hubungan yang tidak diakui oleh-Nya."
Pernah bertemu dengan seseorang seperti itu ?
Berubah itu memang harus!
Yaitu berubah dari yang awalnya tidak tau, menjadi tau.
Yang awalnya kurang baik, menjadi baik.
Bukan malah sebaliknya.
Semoga Allah lindungi hati kita, ya.
Semoga Allah lindungi 'seseorang' kita juga.
Berusahalah untuk lindungi hati kita dengan selalu mengingat akan kebesaran cinta-Nya. Dan semoga Allah pertemukan kita padanya yang saat ini juga sedang berusaha melindungi hatinya, demi cinta yang halal.
"Bulan saja butuh waktu supaya ia jadi penuh. Purnama sebutannya. Kamu pun juga! Kamu butuh waktu supaya 'kesendirianmu' jadi 'berdua'. Pasangan namanya."


Salam Sastra,
Ekaa Y. Saleem
(Penulis Novel Hatiku Berhenti di Kamu)
https://www.facebook.com/saleemeka?fref=nf 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar